Rabu, 18 Desember 2013

Arti Sosialita ?

Definisi Sosialita 
Sosialita (secara bahasa) berasal dari bahasa inggris yang artinya (dalam kamus inggris – indonesia) adalah tokoh terkenal; tokoh terkemuka masyarakat.

Secara definitif yang memberikan makna imajinatif, definisi sosialita memiliki beraneka macam tafsiran, baik yang berarti positive (merupakan awal terbentuknya komunitas sosialita) maupun yang berarti negative.

“Robert L Peabody” pada majalah Town and Country dalam artikel yang berjudul What is a socialite? mendefinisikan sosialita sebagai seseorang yang berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk menghibur sekaligus mendapatkan hiburan.

“Definisi lain (Unknown Name)” menyebutkan bahwa sosialita adalah seseorang yang memiliki perilaku sopan santun tetapi tidak berlebihan, bersikap ramah tetapi disegani, tahu bagaimana caranya agar dapat menarik perhatian bahkan ketika makan, dan tidak pernah membicarakan aktivitas yoga atau berbicara tentang asupan makanan terhadap diri mereka karena mereka lebih tertarik pada hal lain daripada diri mereka sendiri.

“Studs Terkel, seorang antropolog sosial” telah mewawancarai seorang wanita dari kelas pekerja blue-collar bernama Sugar Rautbord. Dari wawancara tersebut Rautbord mengatakan bahwa sosialita adalah gadis pekerja kelas atas dan pekerjaannya adalah menggalang dana.

“Inti Subagio dalam Roesma (2013:363)” mengatakan bahwa kata “socialite” diambil dari kata “social” dan “elite” yang dimulai dari keluarga kerajaan di Eropa yang selalu mendapatkan perlakuan VVIP. Sebagai kaum elit mereka tidak perlu merasakan bekerja, berkeringat, ataupun mengantri, kehadiran merekapun dipuja dan diharapkan. Mereka juga harus memiliki prestasi dari segi sosial seperti memiliki yayasan, tidak hanya bermodalkan darah biru atau keturunan bangsawan saja.

“Joy Roesma dan Nadia Mulya dalam buku KOCOK! UNCUT: The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites “ sosialita adalah orang yang sering datang ke event gaya hidup dan diburu fotografer.

Dari definisi sosialita diatas yang merupakan sebagian dari definisi definisi sosialita yang ada di dunia kita mungkin dapat menyimpulkan bahwa
 “Sosialita merupakan suatu bentuk kegiatan yang dihadiri oleh orang - orang yang sudah ataupun yang belum menjadi member (terdata/penerimaan objektive) tetapi mendapatkan undangan untuk hadir dalam kegitan tersebut dalam mewujudkan suatu tujuan tertentu yang sudah ditentukan, dengan syarat syarat tertentu yang telah ditentukan untuk member dan undangan (member dan undangan biasanya tokoh – tokoh masyarakat/terkenal).” 


Pembiasan dan kemungkinan faktor pembias 
Pembiasan dan kemungkinan faktor pembias sehingga menghasilkan dikotomi kata sosialita (positif – negatif) bisa kita urut secara runtut dari definisi yang kita simpulkan “Sosialita merupakan suatu bentuk kegiatan yang dihadiri oleh orang - orang yang sudah ataupun yang belum menjadi member (terdata/penerimaan objektive) tetapi mendapatkan undangan untuk hadir dalam kegitan tersebut dalam mewujudkan suatu tujuan tertentu yang sudah ditentukan, dengan syarat syarat tertentu yang telah ditentukan untuk member dan undangan (member dan undangan biasanya tokoh – tokoh masyarakat/terkenal).

Keanggotaan : Keanggotaan sosialita bisa berasal dari satu latar belakang sosial yang sama, derajat sosial yang sama, maupun dari jenis pekerjaan, nilai kekayaan, ataupun dari hal hal yang lain yang bisa menyatukan mereka dalam suatu kumpulan (terdata/kepercayaan). Hal ini pada saat ini hanya terkotakkan pada kalangan berduit/bangsawan semata. Jelas bahwa sosialita tidak sama dengan kaum jet set, tapi kaum jet set biasannya identik dengan glamour. 
Tujuan : Tujuan dari sosialita ini adalah “non profit program” dalam artian hanya bersifat sosial maupun hanya untuk bersenang senang. Pembiasan pada saat ini adalah bentuk “kesenangan” itu bisa bermacam – macam, dan tujuan terselubung dalam kegiatan – kegiatan sosial. 
 Syarat – syarat tertentu : syarat – syarat tertentu ini sebenarnya hampir mirip dengan keanggotaan, tetapi syarat - syarat ini diberlakukan untuk anggota – anggota spesial untuk “mensukseskan tujuan mereka”. Syarat syarat ini yang rentan menjadi sumber pembiasan, syarat – syarat ini pada awalnya diberlakukan untuk anggota tertentu tetapi pada akhirnya menjadi semacam ritual wajib yang harus dilaksanakan atas alasan persamaan hak dan kewajiban dll. 


Beberapa contoh kegiatan yang digolongkan kegiatan sosialita 
Arisan 
Arisan bisa dikatakan sebagai budaya yang akrab dengan kita sebagai orang Indonesia. Kegiatan yang identik dengan perkumpulan kaum wanita ini sebenarnya punya banyak bentuk. Arisan bisa sebagai kegiatan bersosialisasi, tempat sekelompok orang yang terbentuk berdasarkan kedekatan demografis, geografis, hingga kumpulan sahabat untuk berkumpul dan bersilaturahim. Menariknya lagi arisan merupakan kegiatan yang tak mengenal kelas sosial, mulai dari tingkat RT hingga kalangan jetset bisa melakukannya. Yang membedakan mungkin apa yang dijadikan materi arisan. Ada arisan yang "wah" dari segi jumlah nominal uangnya, arisan perhiasan, hingga batu permata. Benar tidak sih kaum sosialita di kota besar suka “pol-polan” saat menggelar acara yang satu ini? 


Kumpul – kumpul anak muda 
"Anak Gaul Jakarta", yang sebetulnya isi nya mayoritas dari anak Selatan, lebih cocok disebut "Anak Gaul Jakarta (Selatan)", AGJ(S) berisi sekumpulan anak anak dari kelas sosial B+ keatas (keatas nya bisa mentok sampai A+++), range umur 20-35 dengan penghasilan yang didapat dari pekerjaannya sebagai eksekutif muda atau turunan duit dari orang tua nya yang kaya raya. Nah AJG(S) ini memiliki kegemaran yang sama, yaitu bersosialisasi. Cara bersenang senang mereka ialah blend dan kenal sebanyak mungkin orang orang yang ada disana. Tenang, hanya segelintir orang kok yang snob banget, sisa nya mereka itu sangat friendly. Kenalan dan ngobrol sih mereka open banget. Hanya saja, untuk masuk ke kelompok nya itu yang memang benar benar harus sederajat. 


Kumpulan pemancing 
Meski bukan yang pertama kali diadakan, kegiatanMancing Gratis Bersama Okuma yang dilakukan oleh Brand Management Okuma pada tanggal 25-28 Mei 2007 lalu di Perairan Binuangeun meninggalkan cerita menarik. Kegiatan yang melibatkan para mania mancing dari berbagai daerah ini telah menjadi jembatan antar mereka bertukar pengalaman dan berbagi ilmu. Bagaimana serunya kegiatan tersebut, Mancing Mania menyajikannya untuk para mpembaca pada Fokus edisi kali ini. Kegiatan Mancing Gratis Bersama Okuma (MGBO) tahun ini merupakan kegiatan kedua kalinya. Kecuali peserta yang berbeda, kegiatan kali ini nyaris sama dengan kegiatan sebelumnya. Dari segi lokasi, daerah asal peserta dan lama pelaksanaan semuanya sama persis. Bukan itu saja, selama proses kegiatan berlangsung, seluruh peserta tidak dipungut biaya sepeserpun. Semua biaya, mulai tiket penerbangan dari dan ke daerah asal peserta, transportasi selama di Jakarta dan ke Binuangeun serta akomodasi berikut asuransi dan sewa kapal untuk seluruh peserta ditanggung oleh Okuma.MGBO sendiri merupakan salah satu program positioning Okuma di pasaran sekaligus sebagai ungkapan terimakasih kepada para mania mancing yang telah mempercayakan produk Okuma sebagai piranti mancing pilihannya. Selain itu, kegiatan inipun diharapkan menjadi sarana persahabatan antara Okuma dengan para mania mancing pengguna Okuma di seluruh daerah di Indonesia.Kegiatan ini dimulai dengan program Undian Belanja Berhadiah Mancing Gratis Bersama Okuma yang dimulai sejak enam bulan lalu di Jakarta, Yogyakarta, Malang, Samarinda dan Banjarmasin. Menurut Lastyo Kusumo Hadi, Head Marketing Okuma, pemilihan daerah-daerah ini didasari oleh penyebaran penjualan produk Okuma, “Harapan kami sebetulnya ingin ada perwakilan dari daerah-daerah lainnya, seperti Sumatera, Sulawesi, Bali dan sebagainya. Namun karena satu dan lain hal, rekanan dari daerah tersebut belum bisa ikut serta,” ujarnya.Kehadiran para mania mancing dari berbagai daerah ini membuat kegiatan MGBO terasa meriah dan ramai. 


Masih banyak lagi yang kami yakin anda sekalian bisa memnyebutkannya dengan berbagai macam variasi dan bentuknya baik positive maupun yang berkonotasi negatif yang menimbulkan efek positif.

sumber : 
http://aprillins.com/2013/2348/apa-itu-sosialita/ kamus inggris – indonesia online https://www.google.com/search?newwindow=1&client=firefox&hs=xgK&rls=com.yahoo%3Aen-US%3Aofficial&biw=1280&bih=660&tbm=isch&sa=1&q=sosialita&oq=sosialita&gs_l=img.12...287429.290235.0.292995.9.9.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.32.img..9.0.0.vUuXrMRgqh8 http://female.kompas.com/read/2013/02/21/18214860/Kisah.Arisan.Syur.Kaum.Sosialita. http://keilocker.blogspot.com/2013/06/sosialita-generasi-muda-jakarta-selatan.html https://www.google.com/search?newwindow=1&client=firefox&rls=com.yahoo%3Aen-US%3Aofficial&biw=1280&bih=660&tbm=isch&sa=1&q=mancing+mania&oq=mancing+mania&gs_l=img.3...1063684.1067451.0.1068202.13.10.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.32.img..13.0.0.E2LzcOjWVBs http://ikanmania.wordpress.com/2008/03/03/mancing-gratis-bareng-okuma/

Selasa, 17 Desember 2013

Asal Mula Pakaian

Asal Mula Pakaian

Pada zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup dengan cara berburu, bercocok tanam dan hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitarnya. Ketika mereka berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda-benda lain yang berbahaya.

Cara yang dilakukan manusia untuk melindungi tubuhnya pada saat itu berbeda-beda sesuai dengan alam sekitarnya.

Di daerah yang berhawa dingin, manusia menutup tubuhnya dengan kulit binatang, khususnya binatang-binatang buruan yang berbulu tebal seperti domba. Kulit binatang tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari daging dan lemak yang menempel lalu dikeringkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga dengan daerah yang panas, mereka memanfaatkan kulit kayu yang direndam terlebih dahulu lalu dipukul-pukul dan dikeringkan.

Ada juga yang menggunakan daun-daun kering dan rerumputan. Selain itu ada yang memakai rantai dari kerang atau biji-bijian yang disusun sedemikian rupa dan untaian gigi dan taring binatang. Untaian gigi dan taring binatang ini dipakai di bagian leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan pada panggul sebagai penutup bagian-bagian tertentu pada tubuh.
Pemakaian untaian gigi, taring dan tulang, selain berfungsi untuk penampilan dan keindahan juga berhubungan dengan kepercayaan atau tahayul. Menurut kepercayaan mereka, dengan memakai benda-benda tersebut dapat menunjukkan kekuatan atau keberanian dalam melindungi diri dari roh-roh jahat dan agar selalu dihormati.

Cara lain adalah dengan menoreh tubuh dan wajah dan diberi bahan pewarna yang lebih dikenal men “tattoo”. Namun mentatto menurut Roosmy M Sood dalam Dra. Arifah A Rianto, M.Pd (2003:44) bahwa semua yang dilakukan oleh masyarakat primitif belum dapat dikatakan berbusana karena seni berbusana baru muncul setelah masyarakat mengenakan penutup tubuh dari kulit binatang, kulit kayu atau bahan-bahan tenunan.

Syahdan ada yang mengatakan (tentunya perlu dilakukan pengecekan untuk validitasnya) pada mulanya, Nabi Idris As yang mengenalkan manusia pertama kali cara membuat pakaian. Saat itu, Nabi Idris memanfaatkan kulit pepohonan dan kulit hewan sebagai bahan pakaian,,hingga kemudian sejarah mulai berkembang dan jejak sang nabi diikuti para perancang busana / pakaian dengan memanfaatkan benang yang dipintal dari kapas, bulu domba serta sutera yang kemudian dijadikan kain sebagai bahan pakaian.

Berdasarkan catatan sejarah / penemuan artefak dan alat alat kuno yang ada, perkembangan kain sebagai bahan utama untuk dijadikan pakaian adalah zaman Neolithikum (Batu Baru). Pada zaman ini ditemukan alat tenun, misalnya gelondong benang atau alat tenun batu, membuktikan adanya proses pemintalan dan penenunan di zaman itu.
Saat orang mulai tinggal di kota, tekstil makin banyak dibuat dari beragam serat. Sayangnya hanya sedikit bukti tenunan di zaman peradaban kuno yang ditemukan, misalnya dari Mesir dan Peru. Di Mesir ditemukan tenun lena yang berusia 6.000-7.000 tahun dan kain dengan pola-pola tertentu yang dibuat dengan teknik tapestri abad XV SM. Sedangkan di Peru, temuan berupa katun dan wol bulu ilama.
Di tahun 5000 SM masyarakat Mesir dinilai sudah terampil menenun kain lena dari rami halus. Selain berdasarkan penemuan berupa secarik kain lena halus, pendapat itu didukung oleh temuan sejumlah mumi dari tahun 2500 SM yang terbungkus kain lena bermutu sebaik produk sekarang.

Ternyata, pada tahun 3000 SM masyarakat lembah Sungai Indus, kini wilayah Pakistan dan India bagian barat, telah menggunakan katun kapas. Bahkan konon, di saat yang bersamaan masyarakat di Amerika telah mengolah kain sejenis itu. Sedangkan masyarakat Cina sejak sekitar tahun 2700 SM telah mengusahakan ulat sutera, selain mengembangkan alat tenun khusus untuk serat sutera. Perkiraan ini didukung temuan potongan kecil sutera tenun berbordir menempel di patung perunggu dari Dinasti Shang (1523-1028 SM).
Penyebaran tekstil dari timur ke barat dimulai tahun 300 SM saat balatentara Iskandar Agung membawa pulang ke Eropa benda-benda katun dari wilayah Pakistan. Mereka lantas mengembangkan perdagangan kain secara besar-besaran dengan mengimpor pakaian wol dari Inggris, Gaul (kini Prancis), dan Spanyol, kain lena dari Mesir; Katun dari India; serta sutera dari Cina dan Persia (kini Iran). Sayangnya sedikit sekali tekstil yang bertahan dari masa Kekaisaran Romawi di Barat dan Dinasti Han (202 SM – 220) di Timur.
Industri tekstil Eropa mulai bangkit antara tahun 400-awal dan 1500-an. Inggris, Italia bagian utara, dan Flanders (kini meliputi sebagian Belgia, Prancis dan Belanda) jadi pusat produksi bagian wol. Sedangkan Italia jadi pusat produksi sutera. Dalam periode ini, tepatnya tahun 1200-an mulai dipakai roda pemintal, selain ditemukan mesin pembuka kokon sutera.
Perkembangan penting industri tekstil terjadi setelah abad pertengahan (1100-1500). Namun kemajuan terhebat berlangsung saat Revolusi Industri (abad XVII-awal XIX). Revolusi Industri memang berkaitan dengan revolusi industri tekstil. Ini karena membanjirnya penemuan baru di Inggris yang berakibat melonjaknya produksi benang dan kain.
Penemuan hebat itu antara lain alat pintal pertama yang mampu memintal beberapa benang sekaligus yang dikenal dengan Spinning Jenny, oleh penemu James Hargreaves pada tahun 1764. Mantan tukang cukur Richard Arkwright pada tahun 1769 mematenkan Water Frame, alat pintal bertenaga air. Tahun 1973 penemu berkebangsaan Amerika Eli Whitney mengembangkan mesin pemisah biji kapas. Alhasil, pabrik tekstil berbahan baku kapas meningkat pesat.
Hampir sepanjang sejarah, orang hanya menggunakan serat alam. Namun pada 1884 ahli Kimia Prancis Hilaire Chardonnet mengembangkan cara praktis menghasilkan serat buatan. Serat yang kini dikenal sebagai rayon pertama kali dihasilkan di AS tahun 1910 dan disebut sutera buatan. Wallace H. Corothers, ahli Kimia Amerika, mengembangkan nilon pada pertengahan 1930-an.
Sedangkan tahun 1940-1950-an mulai diperkenalkan serat buatan lain seperti polyester dan acrylic. Berbeda dengan serat alami yang pendek, serat buatan atau filamen sangat panjang dan tidak terputus. Selain itu serat buatan biasanya lebih kuat dan elastis.

Baju Modern
sumber
http://artikelkuningan.blogspot.com/2012/03/asal-usul-tekstil.html
http://infokutuju.blogspot.com/2012/11/awal-mula-pakaianjenisbahan-dan.html#.Uq9OySd88vs
http://rizkilmu.wordpress.com/2011/02/08/asal-usul-pakaian/
Intisari Mei 1999 No. 430 Tahun XXXV


Mesin Bertenaga Udara

Mesin Bertenaga Udara (The Compressed Air Engine)



Mesin bertenaga udara (udara yang dimampatkan) telah berhasil dikembangkan. Suatu hal yang membuka harapan untuk mengubah sumber energi alternatif yang sangat berlimpah atau mungkin bisa (terbarukan???) menjadi penggerak perekonomian dan meningkatkan taraf hidup serta peradaban yang ada. Bayangkan kalau mesin ini kita sulap menjadi reaktor listrik, harga listrik pasti akan jauh lebih murah atau bisa jadi listrik menjadi suatu fasilitas bersama tanpa adanya biaya, harga barang pasti akan lebih murah dan seterusnya dan seterusnya.....



Di indonesia mesin bertenaga udara telah diujicobakan untuk menggerakkan / menjadi tenaga penggerak sebuah mobil. Mobil tersebut didesain dengan menggunakan alat bantu berupa tabung oksigen berisi 56 liter. Lalu, mereka mencari sebuah mobil bekas bermerk Daihatsu Hi Jet senilai Rp 7,5 juta dan dibongkar seluruh mesinnya serta hanya disisakan sasis, kemudi serta persnelingnya, Satu tabung berisi angin tersebut bisa menempuh jarak tiga sampai empat kilometer. Bahan bakar berasal dari kompressor yang dimampatkan ke dalam tabung oksigen tersebut. Percobaan berhasil ini berarti mesin berjalan walaupun masih prototipe laboratorium non prosedur (penelitian otak atik berawal dari hobby). (http://www.tribunnews.com/iptek/2013/11/09/berawal-dari-iseng-dokter-di-surabaya-buat-mobil-berbahan-bakar-angin)





Di Amerika mobil yang bergerak dengan memanfaatkan propulsi udara yang dimampatkan (sistem pemampatan dan tabung penyimpanan penulis tidak ada informasi). Dikembangkan oleh seorang mantan insinyur di Formula Satu yang kini bekerja di European MDI Corporation, mobil angin ini sudah siap memasuki tahap pembuatan prototipe .
Setelah melakukan serangkaian kesepakatan yang diduga dilakukan bersama Tata Motors dan sejumlah produsen otomotif Jepang, MDI baru saja memberikan lisensi teknologi anyar itu kepada Zero Pollution Motors yang berbasis di New York. Perusahaan otomotif Amerika itu akan memproduksi mobil tenaga angin dengan kapasitas enam tempat duduk yang mampu digenjot hingga kecepatan puncak 150 km/jamdengan daya jangkau sekitar 800 mil. Entah kapan mobil ini akan berseliweran di jalan, informasi terakhir sampai dengan akhir tahun 2013 belum ada launching penjualan produk massal
-http://www.motorauthority.com/news/1033303_zero-pollution-motors-plans-2011-u-s-launch-for-106mpg-air-powered-car
-http://www.investincotedazur.com/en/newsletter/mdi-three-compressed-air-cars-on-sale-from-next-year&artid=act10726





Terlepas dari pengembangan mesin tenaga udara yang terfokuskan untuk menggerakkan kendaraan beroda (vehicle) coba kita bayangkan kalau mesin ini bisa untuk reaktor listrik - salam