Selasa, 07 Januari 2014

Darimana Nilai Kebenaran Berasal???(Bag 2)

AL QUR’AN????

Suatu nilai kebenaran yang hakiki adalah suatu KETETAPAN yang bersumber dari Dzat Yang Maha Segalanya dan tidak pernah berubah walaupun sampai akhir dunia.
Darimana Sumber Kebenaran Berasal (Bag 1)
Secara logika akal, manusia di dunia ini percaya bahwa ada Dzat Yang Maha Segalanya, yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga segala sesuatunya berjalan dengan teratur menciptakan kondisi ideal bagi mahluk-Nya untuk dapat melaksanakan segala hajat hidupnya. Dimana penentangan atas rasio ini akan menyebabkan orang tersebut dikategorikan sebagai orang terbelakang (suku kuno, pedalaman, dll.) atau bahkan dimasukkan kepada orang yang tidak bermoral/bar-bar.

Kita mengenal logika sebab akibat, serta sering pula kita mendengar suatu pertanyaan anekdot yang berbunyi demikian; Lebih dahulu mana adanya Telor dan Ayam? Sebagian mengatakan telor dahulu dan sebagian ayam dahulu, orang yang menjawab telor ada lebih dahulu, berasumsi bahwa sebelum ayam lahir berasal dari telur; Sedangkan yang mengatakan ayam terlebih dahulu ada berasumsi bahwa telur berasal dari ayam. Kita akan gunakan logika ini tanpa menghakimi asumsi mana yang benar.

Apakah kita percaya dulu akan adanya Dzat Yang Maha Segala kemudian baru mempercayai ketetapan-Nya yang diturunkan kepada pesuruh-Nya, ataukah kita percaya kepada ketetapan-Nya terlebih dahulu baru kita percaya akan adanya Dzat Yang Maha Segala. Dari pertanyaan diatas, inilah fakta yang akan menjadi jawaban kita :
  1. Orang yang sebelumnya sudah percaya bahwa ada Dzat Yang Maha Segala kemudian ketika dia dapati keterangan – keterangan yang meyakinkan (dgn bukti – bukti yang nyata bahwa ketetapan tersebut memang dari Dia) maka selanjutnya dia melaksanakan apa yang diajarkan/diaturkan pada ketetapan tersebut.
  2. Orang yang sebelumnya tidak percaya akan adanya Dzat Yang Maha Segala, kemudian dalam perjalanannya dia menemukan aturan – aturan yang begitu konsekuen dan bisa mengatasi segala permasalahan hidupnya (berasal dari interaksi sosial, tentunya) dan kemudian dia melaksanakannya (bukan mengadopsi); dan akhirnya dia sampai kepada keterangan bahwa yang membuat aturan tersebut adalah Dzat Yang Maha Segala.

Sama seperti logika telor dan ayam, kita tidak usah mempermasalahkan mana pendapat yang paling benar, karena kami yakin seiring dengan waktu akan didapat jawabannya. Yang kita garisbawahi pada persoalan diatas adalah bahwa fakta 1 dan 2 akan bermuara kepada suatu hal yang sama yaitu “PEMBELAJARAN TERHADAP KETETAPAN YANG BERASAL DARI DZAT YANG MAHA SEGALA MERUPAKAN KUNCI PENYINGKAP TABIR”.

Kalau sekarang kita berasumsi bahwa kita adalah kelompok orang yang tergabung pada fakta pertama, maka pertanyaan yang akan datang selanjutnya adalah Ketetapan yang manakah akan kita pilih?, apabila kita berasumsi bahwa kita adalah kelompok orang yang tergabung pada fakta kedua, maka pertanyaan yang akan datang selanjutnya adalah, Sudah benarkah ketetapan yang sedang kugeluti (karena berawal dari nilai kebenaran mana yang hakiki)?. Kita tengok kanan kiri, depan belakang, mengkumpulkan informasi dari segala sumber, mengokorek – korek catatan, maka akan kita jumpai banyak sekali ketetapan yang di klaim berasal dari Dzat Yang Maha Segala.

Langkah selanjutnya kita bisa melakukan suatu riset ilmiah dan metodis, atau kalau di kalangan akademis dikenal dengan metode ilmiah.
  1. Kita inventarisasi semua ketetapan yang di klaim berasal dari Dzat Yang Maha Segala.
  2. Kita lihat satu persatu sejarah awal ketetapan itu berasal (apakah ketetapan itu memang berasal dari Dzat Yang Maha Segala) atau berasal dari ketetapan seorang yang berkuasa, atau hanya ketetapan yang berasal dari legenda, atau berasal dari kesepakatan.
  3. Darimana Sumber Kebenaran Berasal (Bag 1)
  4. Kita kelompokkan dan inventarisasi ulang, kemudian kita hapus semua ketetapan yang berasal dari selain ketetapan dari Dzat Yang Maha Segala.
  5. Sekarang kita hanya mempunyai daftar ketetapan yang berasal dari Dzat Yang Maha Segala, langkah selanjutnya adalah kita pelajari lebih dalam lagi urutan waktu turunnya Ketetapan tersebut. Kemudian kita susulkan pertanyaan pertanyaan sebagai berikut; Ada berapa ketetapan yang bisa saling berinteraksi dan tidak saling bertentangan? Yang bisa berjalan seiring sejalan?. Bila jawabannya adalah ada, tentunya Dzat tersebut tidak konsekuen, tetapi dilain pihak bila tidak bisa berjalan beriringan tentunya Dzat tersebut bukan Maha Mengetahui dan tidak sempurna. Kita lakukan pendekatan kasus dalam sebuah strata aturan hukum suatu kekuasaan, apabila ada peraturan (produk hukum) yang mengatur satu perihal yang sama, pasti ada aturan yang superioritas (untuk menjamin kewibawaan dan keteraturan tentunya) dan tentu produk aturan (hukum) tersebut (yang superior) akan menjelaskan kedudukan dari aturan (produk hukum) yang tergantikan (lazim dan pasti produk tersebut tidak akan dipakai kecuali pada saat produk tersebut masih bersifat superior).
  6. Dari langkah langkah diatas maka kami mengambil kesimpulan bahwa AL QUR’AN merupakan KETETAPAN yang berasal dari Dzat Yang Maha Segala / ALLAH yang bersifat superior.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan Keterangan dari Al Qur’an yang menjelaskan Al Qur’an sebagai ketetapan terakhir yang (superior) menjadi muara dan pengganti ketetapan ketetapan sebelumnya (ketetapan sebelum Al Qur’an diturunkan).

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ (٨١)
"Dan (ingatlah), ketika Allah mengamhil perjanjian dan para Nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yang demikian itu" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (QS. 3:81)(penjelasan menurut tafsir ibnu katsir, terjemah bahasa indonesia).

Allah memberitahukan bahwa Dia telah mengambil janji dari setiap Nabi yang diutusnya, sejak Adam sampai Isa . Janji itu adalah: Sungguh, bagaimana pun Allah berikan kepada salah seorang di antara mereka, berupa kitab dan hikmah lalu menyampaikannya, kemudian setelah itu datang seorang Rasul setelahnya, niscaya ia akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya, di mana ilmu dan kenabian yang disandangnya tidak menghalanginya untuk mengikuti dan mendukung orang yang diutus setelahnya.

Ali bin Abi Thalib dan putera pamannya, Ibnu Abbas pernah berkata, "Allah tidak mengutus seorang Nabi pun melainkan Dia mengambil janji darinya, (Yaitu) jika Allah mengutus Muhammad, sedang ia dalam keadaan hidup niscaya ia akan beriman kepadanya, menolongnya dan memerintahkan kepada Nabi itu untuk mengambil janji dari umatnya: Jika Muhammad diutus sedang mereka hidup, niscaya mereka akan beriman kepadanya dan menolongnya."

Thawus, al-Hasan al-Bashri, dan Qatadah berkata, "Allah telah mengambil janji dari para Nabi, agar masing-masing mereka saling membenarkan satu dengan yang lainnya." Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ali dan Ibnu Abbas, bahkan menuntut makna tersebut dan mendukungnya. Oleh karena itu, Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma'mar dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, pendapat yang sama seperti pendapat Ali dan Ibnu Abbas.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Tsabit, ia berkata:
'''Umar bin al-Khaththab pernah datang kepada Nabi seraya berkata: 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memerintahkan kepada seorang saudaraku yang beragama Yahudi dari suku Quraizhah (untuk menuliskan ringkasan Taurat), maka ia menuliskan untukku ringkasan dari isi Taurat. Berkenankah engkau jika aku perlihatkan hal itu kepadamu? "Abdullah bin Tsabit berkata, maka berubahlah wajah Rasulullah. Kemudian aku katakan kepada Umar: "Tidakkah engkau melihat perubahan pada wajah Rasulullah?" Umar pun berkata: "Aku rela Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Rasulku". Abdullah bin Tsabit melanjutkan, maka hilanglah kemarahan Nabi dan beliau bersabda: "Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa berada di tengah-tengah kalian, lalu kalian mengikutinya dan meninggalkanku, maka kalian telah tersesat. Sesungguhnya kalian adalah (umat yang menjadi) bagianku dan aku adalah (Nabi yang menjadi) bagian kalian."

Dengan demikian, Muhammad adalah Rasul yang menjadi penutup para Nabi selama-Iamanya sampai hari Kiamat kelak. Beliau adalah pemimpin agung, seandainya beliau muncul kapan saja, maka beliau yang wajib ditaati dan didahulukan atas seluruh Nabi. Oleh karena itu, beliau menjadi imam mereka (para Nabi) pada malam Israa', yaitu ketika mereka berkumpul di Baitul Maqdis. Beliau juga adalah pemberi syafa'at di Mahsyar, agar Allah datang memberi keputusan di antara hamba-hamba-Nya. Syafa'at inilah yang disebut maqaaman mahmuudan (kedudukan yang terpuji) yang tidak pantas bagi siapa pun kecuali beliau, yang mana Uulul 'Azmi dari kalangan para Nabi dan Rasul pun semua menghindar darinya (dari memberikan syafa'at), sampai tibalah giliran untuk beliau, maka syafa'at ini khusus bagi beliau. Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepadanya. 
Catatan kami : mengikuti nabi berarti adalah mengikuti ketetapan yang diturunkan Allah kepada nabi dan rasul tersebut

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (٦)
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: "Hai bani lsrail, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "lni adalah sihir yang nyata. " (QS. 61:6). (penjelasan menurut tafsir ibnu katsir, terjemah bahasa indonesia).

“Yakni Taurat, telah menyampaikan kabar gembira tentang diriku dan aku sesuai dengan apa yang disampaikannya. Sedang aku menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan orang setelahku, yakni seorang Rasul sekaligus Nabi yang ummi dari Arab Makkah bernama Ahmad (Muhammad). Dengan demikian, Isa putera Maryam adalah penutup Nabi-Nabi Bani Israil. Dia telah bermukim di kalangan Bani Israil untuk menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan Muhammad,yaitu Ahmad sebagai penutup semua Nabi dan Rasul yang tidak ada risalah dan kenabian lagi setelahnya.


Penjelasan menurut Tafsir Fi Zhilalil Qur’an ; Sayyid Quthb, edisi terjemah bahasa indonesia Dalam sasaran pertama surat As Shaff ia menargetkan agar menjadi stabil dan kokoh dalam nurani kaum muslimin bahwa agama-Nya adalah manhaj Ilahi untuk seluruh manusia dalam gambaran dan bentuknya yang paling akhir. 1a telah didahului oleh gambaran-gambaran dan bentuk-bentuk manhaj masa lampau yang disesuaikan dengan periode, periode tertentu sepanjang sejarah manusia. Ia pun telah berlalu pula dalam percobaan- percobaan kehidupan para rasul dan kehidupan masyarakat Semua percobaan itu sebagai pengantar dari gambaran dan bentuk terakhir dari agama yang satu, yang diinginkan oleh Allah sebagai penutup risalah dan pasti dimenangkannya; atas seluruh'agama di muka bumi ini. Oleh karena itu, redaksi surah menyebutkan tentang risalah Musa guna menetapkan bahwa sesungguhnya kaumnya di mana dia diutus kepada mereka, telah menyakitinya dan menyimpang dari risalahnya sehingga mereka menjadi sesat Maka, mereka pun tidak dipercaya lagi mengemban amanat risalah agama Allah di muka bumi ini. 
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?' Maka, tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. " (As-Shaff: 5) Jadi berakhirlah kepemimpinan kaum Musa dalam mengemban amanat agama Allah. Pasalnya, mereka tidak Iagi dapat dipercaya atas amanat itu, sejak mereka berpaling sehingga Allah pun mernalingkan hati mereka, dan sejak mereka sesat sehingga Allah menyesatkan mereka. Allah tidak memberikan hidayah kepada orang-orang yang fasik. Kemudian ia menyinggung tentang risalah Isa guna menetapkan bahwa risalah itu datang sebagai pengembang dan penyempurna dari risalah Musa; sebagai pembenar bagi kitab-kitab sebelumnya yaitu kitab Taurat; dan sebagai pembuka dan pengantar bagi risalah terakhir dan pemberi kabar gembira tentang kedatangan rasul yang membawa risalah terakhir itu. Juga sebagai perantara dan penghubung antara agama yang memiliki kitab yang pertama (agama yang dibawa oleh Musa) dan agama yang memiliki kitab yang terakhir (agama yang dibawa oleh Muhammad saw.). 
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, 'Hai bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rosul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad}. .... "(ash-Shaff: 6) 
Jadi, Isa datang untuk menyerahkan amanat agama Ilahi yang diembannya setelah Musa kepada rasul yang diberitakan oleh dia sebagai kabar gembira. Telah ditentukan dalam ilmu Allah dan takdir-Nya, bahwa ketetapan tentang langkah-Iangkah risalah itu berakhir pada ketetapan yang tetap dan permanen. Dan, agama Allah di muka bumi menjadi kokoh dan stabil dalam bentuknya yang terakhir di bawah pengembanan Rasulullah sebagai rasul penutup, 
''Dialah yang mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci." (ash-Shaff: 9)

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالأغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٥٧)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma 'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 7:157). (penjelasan menurut tafsir ibnu katsir, terjemah bahasa indonesia).

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Isma'il menceritakan kepada kami, dari al-Jurairi, dari Abu Shakhr al-'Uqaili, dari seseorang Badui, ia berkata: "Aku pernah membawa kambing perahan ke Madinah pada masa Rasulullah ~. Setelah selesai menjualnya, aku katakan: 'Akan aku temui orang ini, lalu akan kudengar petuah darinya.' Kemudian beliau benemu denganku, sedang (beliau) berada di antara Abu Bakar dan 'Umar. Mereka semua berjalan, lalu aku mengikuti mereka sehingga melewati seseorang dari kaum Yahudi yang sedang membuka T aurat. Ia membacanya untuk menghibur dirinya karena puteranya yang paling bagus dan paling tampan akan meninggal dunia. Lalu Rasulullah ~ benanya: 'Aku benanya kepadamu, demi Yang menurunkan Taurat, apakah kau mendapatkan di dalam kitabmu ini sifat dan tempat kemunculanku?' Ia menjawab dengan memberikan isyarat gelengan kepala, yang berani tidak. Tetapi puteranya (yang akan mati itu) berkata: Demi Yang menurunkan Taurat, sesungguhnya kami mendapati di dalam kitab kami sifat dan tempat kemunculanmu. Dan sesungguhnya aku bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah." Kemudian Rasulullah ~ bersabda: "Hindarkan orang-orang Y ahudi itu dari saudaramu ini." Setelah itu, beliau mengkafani dan menshalatkannya. {Hadits ini jayyid qawiyy (baik dan kuat) sena mempunyai bukti yang memperkuatnya dalam kitab shahih, dari Anas}.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan dari ketetapan ketetapan terdahulu yang menjelaskan pembawa ketetapan terakhir (Al Qur’an sebagai ketetapan terakhir yang menjadi muara dan pengganti ketetapan ketetapan sebelumnya (sebelum Al Qur’an diturunkan))

BIBEL
Istilah Bibel itu berasal dari istilah Biblia dalam bahasa latin, yang artinya 'buku'. Menurut kepercayaan para pemeluk agama Kristen, Bibel adalah himpunan kitab suci yang berisi sabda-sabda Allah seru sekalian alam. Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-Ahdul-Qadim, dalam bahasa Belanda disebut Ould Testament, dan itulah yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Perjanjian Baru da1am bahasa Arab disebut alAhdud Jadid, dalam bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan inilah yang dianggap kitab Injil oleh kaum Nasrani. Hendaklah lebih dahulu dimaklumi oleh pembaca bahwa bunyi kalimat kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel yang kami kutip di sini kami salin apa adanya dari Bibel yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel Genootschap di Amsterdam lahun 1916.
--------------------------------------------------
KITAB NABI HAGAI, 2: 7-10  
Karena demikianlah sabda Tuhan seru sekalian alam: Sedikit waktu lagi, maka Aku akan menggetarkan langit dan bumi, laut dan darat. (Nabi Hagai, 2: 7)
“Bahkan, Aku akan menggetarkan segala bangsa:maka mereka itu akan datang kepada kegemaran segala bangsa dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemuliaan, demikianlah sabda Tuhan seru sekalian alam.” (Nabi Hagai, 2: 8)
“Bahwa Aku yang mempunyai segala perak, dan Aku yang mempunyai segala emas, demikian sabda Tuhan seru sekalian alam.” (Nabi Hagai, 2:9)
“Adapun kemuliaan rumah yang kemudian ini akan lebih besar daripada kemuliaan rumah yang dahulu itu, demikian sabda Tuhan seru sekalian alam, dan dalam tempat ini Aku akan mengaruniakan selamat demikianlah sabda Tuhan seru sekalian alam.” (Nabi Hagai, 2: 10).

Menurut keterangan Dr. Taufiq, seorang ahli bahasa bangsa Mesir, ungkapan ''kegemaran'' yang tersebut dalam ayat 8 tersebut asa1nya dari perkataan hamdut dalam bahasa lbrani. Sedangkan, dalam bahasa Arab, hamdut itu barti 'terpuji'. Jika hal itu kita kaji dalam bahasa Indonesia, ternyata cocok, karena setiap kegemaran itu tentu merupakan suatu barang yang terpuji. Oleh sebab itu, teranglah bahwa yang dimaksudkan dengan "kegemaran" oleh ayat 8 tersebut adalah Nabi Muhammad saw. yang kini telah nyata-nyata dipuji (oleh mereka yang berpikiran jujur dari bangsa-bangsa di muka bumi ini). Memang beliau diutus oleh Allah seru sekalian alam kepada segenap umat dari segala bangsa di muka bumi ini. Adapun ungkapan selamat yang tersebut dalam ayat 10 asalnya dari peri keadaan lbrani shalom, sedangkan dalam bahasa Arab shalom itu salam dan artinya 'selamat atau 'sejahtera' atau boleh juga diartikan dengan 'damai", sebagaimana perkataan Islam juga berarti demikian. Oleh sebab itu, teranglah bahwa yang dimaksud dengan selamat oleh ayat 10 itu adalah agama Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.; dan tentang ini dapat dibuktikan dalam buku-buku sejarah dunia Demikianlah singkatnya keterangan beberapa ayat Kitab Nabi Hagai tersebut di atas.
-------------------------------------
KlTAB ULANGAN, 18:15-22

“Bahwa seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar." (Ulangan, 18: 15) /// “Setuju dengan segala yang kamu pinta kepada Tuhan Allahmu di Horeb, tatkala ada berhimpun orang banyak, katamu. Jangan kiranya kami mendengar pula bunyi suara Tuhan Allah kami dan api yang besar ini jangan kiranya kami lihat lagi supaya jangan kami mati." (Ulangan, 18:16) ///“Maka pada masa itu bersabda Tuhan kepadaku. benarlah kata mereka." (Ulangan, 18: 17) ///“Bahwa Aku akan membangkitkan bagi mereka itu seorang Nabi dan antara segala saudaranya yang seperti engkau dan Aku akan memberikan segala sabda-Ku pada lidahnya dan ia pun akan mengatakan kepada mereka itu segala perkara yang Kusuruh kepadanya.” (Ulangan, 18: 18) ///“Bahwa sesungguhnya barangsiapa yang tak mau mendengar akan segala sabda-Ku yang akan dikatakannya dengan nama-Ku niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu.” (Ulangan, 18: 19) /// “Tetapi ada pun Nabi yang berlaku dengan jumawa dan mengatakan dengan nama-Ku yang tidak Kusuruh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang Nabi itu akan mati dibunuh kaumnya.” (Ulangan, 18: 20) /// "Maka jikalau kiranya kamu berkata datam hatimu demikian. Dengan apa gerangan boleh kami ketahui akan perkataan itu bukan sabda Tuhan (Ulangan, 18:21) ///“Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu takjadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia.” (Ulangan, 18: 22)

Jika kita perhatikan satu demi satu, ayat-ayat Kitab Ulangan tersebut menunjukkan hal-hal berikut :
1. Ayat 15 nyata-nyata memberitakan akan diutusnya Nabi Muhammad saw. karena Nabi yang dibangkitkan oleh Tuhan dari keturunan Nabi Musa dan saudara-saudaranya, yaitu keturunan Ismail, itu tidak lain adalah Nabi Muhammad saw
2. Ayat 18 juga memberitakan akan diutusnya Nabi Muhammad saw. Demikian juga ayat-ayat 19 dan 20. Nabi yang dimaksudkannya, nyata-nyata, adalah Nabi Muhammad saw. Buktinya, semua yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. itu mesti dengan Nama Tuhan dan bukan dengan nama dewa dewa, tentu dengan kalimat yang dalam bahasa Arab berbunyi
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
“Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Sekiranya Nabi Muhammad saw. itu seorang nabi yang palsu, pasti beliau akan mati terbunuh, sedangkan nyata-nyata Nabi Muhammad wafat tidak karena dibunuh orang.
3. Ayat 21 dan 22 menyatakan bahwa segala yang dikatakan oleh Nabi Muhammad itu tentu terjadi, meskipun baru terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya, lebih-Iebih yang terjadi pada masa hldupnya. Demikianlah keterangan singkat ayat-ayat dari Kitab Ulangan yang kami kutip.
---------------------------------------
KlTAB KEJADIAN, 21: 18-21

“Bangkitlah engkau, angkatlah budak itu, sokonglah dia dengan tanganmu karena Aku hendak menjadikan dia suatu bangsa yang besar.” (Kejadian, 21: 18) /// “Maka dicelakakan Allah akan mata Hagar sehingga terlihatlah ia akan suatu mata air lalu pergilah ia mengisi kirbat dengan air diberinya minum akan budak itu.” (Kejadian, 21: 19) /// “Maka disertai Allah akan budak itu sehingga besarlah ia. Lalu ia pun duduklah dalam padang belantara menjadi seorang pemanah.” (Kejadian, 21: ,20) /// “Maka duduklah ia dalam padang belantara Paran dan oleh ibunya diambil akan dia seorang perempuan dari tanah Mesir dari istrinya. "(Kejadian, 21: 21)

Ayat-ayat dari kitab kejadian tersebut antara lain mengandung keterangan bahwa Tuhan memerintahkan Hagar (Siti Hajar) memelihara atau merawat baik baik anaknya yang baru saja dilahirkan, yang kemudian diberi bemama Ismail karena dari dari keturunan Ismail-Iah kelak akan lahir suatu bangsa yang besar. Yang dimaksudkan dengan bangsa yang besar ini, di atas telah kami terangkan. Karena tempat kelahiran anak itu tidak ada mata air, padahal ia harus diberi minum maka tatkala Siti Hajar sedang dalam keadaan bingung mencari air, tiba-tiba oleh Allah yang dengan kekuasaan-Nya dimuncu1kanlah sebuah mata air di dekat Ismail berada. Mata air itulah yang hingga sekarang terkenal dengan nama Sumur lamzam, letaknya di dekat Ka'bah di kota Mekah. Siti Hajar laIu mengambil air darinya dengan kirbah dan diminumkan kepada anaknya tadi. Tentu saja, anak itu tetap di bawah pengawasan dan pemeliharaan Allah sampai dewasanya dan tetap tinggal di padang yang tandus itu, yaitu di Paran. Kemudian sesudah anak tersebut menjadi dewasa, di tempat itu pulaIah ibunya menjodohkan dengan seorang perempuan dari tanah Mesir untuk dijadikan istrinya. Dengan ayat 21 tersebut jelaslah bahwa yang dinamakan Paran adalah tempat tinggal Nabi Ismail, anak lelaki Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar, yakni kota Mekah. Demikianlah keterangan singkat ayat-ayat dari Kitab Kejadian di atas.
---------------------------------------
KlTAB NABI YESAVA, 42: 1-5

"Lihatah hamba-Ku yang Kupapah: pilihan-Ku yang hati-Ku berkenan akan dia! Bahwa sudah Kukaruniakan kepadanya Roh-Ku maka ia pun akan menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. "(Yesaya, 42: 1) /// “Tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya atau memperdengarkan dia dijalan.” (Yesaya, 42: 2) /// “Buluh ranting yang terkulai tidak akan dipatahkannya dan suatu yang lagi berasap tidak akan dipadamkannya; maka ia pun akan menyatakan hukum akan kebenaran.” (Yesaya, 42: 3) /// “Maka ia sendiri pun tidak akan dipadamkan atau dipatahkan sampai sudah ditentukannya hukum di atas bumi dahulu: maka segala pulau pun akan menantikan pengajarannya.” (Yesaya, 42: 4) /// “Demikianlah sabda Allah Tuhan yang menjadikan dan membentangkan segala langit yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh daripadanya; yang mengaruniakan nafas kepada segala bangsa yang duduk di atasnya dan nyawa kepada mereka itu sekalian yang berjalan padanya. "(Yesaya, 42: 5)

Ayat-ayat 1-5 yang terang itu tidak lain menunjukkan tentang kenabian Nabi Muhammad saw. jika kita perhatikan benar-benar, lebih-Iebih ayat 4 tersebut di atas diakhiri dengan kata-kata "maka segala pulau pun akan menantikan pengajarannya". ltu berarti bahwa sebelum Nabi Muhammad saw. dibangkitkan, segenap pulau di segenap penjuru dunia ini selalu menanti-nantikan datangnya pengajaran atau pimpinan beliau.
-----------------------------------------
INJIL YAHYA, 14: 26 DAN 29

“Tetapi penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu." (Yahya, 14: 26) /// "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya." (Yahya, 14: 29)

Dalam ayat 26 jelas dinyatakan bahwa "ia disuruh oleh Tuhan, ia akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu". Siapakah orang yang datang kepada para pengikut Nabi lsa pada masa sepeninggal beliau, yang mengajarkan segala perkara kepada mereka dan memperingatkan kepada mereka, segala perkara yang pemah dikatakan oleh beliau selain dari Nabi Muhammad saw.? Hal itu pun telah dinyatakan juga dalam kitab suci Al-Qur'an. Oleh sebab itu, jika ada orang mengatakan bahwa yang dimaksudkan dalam ayat 26 itu bukan Nabi Muhammad saw., agar menunjukkan dengan nyata, siapa dia, yang dikatakan bukan atau lain dari Nabi Muhammad saw. itu? Demikianlah keterangan singkat ayat 26 dari Injil Yahya yang dapat kami kutip.
Kami rasa cukup kutipan kami dari ayat ayat bibel baik perjanjian lama maupun perjanjian baru yang memberitakan tentang kedatangan Nabi Muhammad (memberitakan akan adanya ketetapan yang akan menjadi ketetapan superior, dan menjadi bukti bahwa apa yang diakui oleh ketetapan superior sebagai suatu ketetapan yang terlebih dahulu hadir berasal dari satu sumber, dan saling memberitakan serta saling mengakui keabsahannya(sumber yang sama).)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KETERANGAN INJIL BARNABAS

Barnabas adalah nama seorang sahabat atau hawari (pembela) Nabi Isa as. Injil Barnabas itu adalah sebuah Injil yang ditulis oleh Barnabas sendiri dari wasiat (kata pesanan yang didengarnya dari Nabi Isa a.s). Maka, Injil Barnabas itu satu-satunya kitab Injil yang isinya jauh berlainan dari kitab-kitab Injil yang lain. MisaInya tentang ayat-ayat yang memberitakan kedatangan Nabi Muhanunad saw., lebih jelas pernyataannya, dan demikian pula tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukan Nabi Isa yang disalib, tetapi Yahuda. Perlu diketahui, Injil Barnabas itu termasuk sebuah Injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama Masehi, meskipun tidak disebut-sebut orang tentang riwayatnya. Dan, Injil ini telah disembunyikan oleh para kepala agama Nasrani sejak lama sebelum dibangkitkannya Nabi Muhanunad saw. karena Injil ini isinya banyak bertentangan dengan Injil Paul. Oleh sebab itu, para pengikut Paul (kaum Kristen) sarna sekali tidak mau mengakui kebenaran Injil Barnabas itu. Sepanjang riwayat, oleh persidangan para pemimpin Gereja dalam abad ke-3 Masehi telah diputuskan Injil Barnabas tidak boleh dipakai (diikuti oleh para pengikut Kristen). Pada akhir abad ke-5 Masehi, sebelum Nabi Muhammad dibangkitkan, oleh seorang Paus di Roma telah dinyatakan haramnya orang membaca beberapa kitab agama, yang di antaranya adaIah Injil Barnabas. Ada sebuah naskah Injil Barnabas ditemukan dengan bahasa ltali kuno, tersimpan di Perpustakaan Vatikan, tetapi lalu digelapkan oleh seorang pendeta Kristen bernama Moreno pada akhir abad ke-16 Masehi. Naskah inilah yang disangka orang masih tersimpan dalam perpustakaan di kota Wina, dan naskah inilah yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Kemudian, pada tabun 1325 Hijriyah, naskah terjemahan bahasa Inggris itu lalu diterjemahkan ke bahasa Arab oleh Dr. Khalil Bek Sa'adah, seorang intelektual Mesir, dan setelah selesai lalu dicetak serta diterbitkan oleh aI-Manar di Mesir di bawah pimpinan Sayyid Muhammad Rasyid Ridha
Ayat-ayat dati Injil Barnabas yang kami kutip di sini dari terjemahan bahasa Arab yang telah dikutip oleh Sayyid Muhamniad Rasyid Ridha dalam kitab Tafsir al-Manar, jilid ke-7 dan beberapa yang telah dikutip oleh Syekh Thanthawi dalam kitab tafsimya al-Jawahir, jilid 1 dan beberapa jilid yang lain.
Barnabas, pasal 72, sesudah Almasih (Isa) a.s. memberitahu para hawari (penolong)-nya bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam, beliau berkata, /// "Maka ketika itu menangislah para utusan Yesus sambil berkata, Wahai Guru! Mengapa engkau akan meninggalkan kami. Jika demikian, bahwa kami merasa mati lebih baik bagi kami daripada engkau tinggalkan.'" (Barnabas, 72: 7) /// “Yesus berkata, 'Janganlah hatimu bergoncang dan jangan kamu takui, karena sesungguhnya aku ini bukan yang menjadikan kamu, tetapi Allah yang menjadikan kamu Dia yang memelihara kamu.” (Barnabas, 72, 8) /// “Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini. "(Barnabas, 72: 10) /// “Akan tetapi, awaslah olehmu jika kamu akan ditipu orang, karena sesungguhnya akan datang beberapa orang nabi yang palsu; mereka mengambil perkataanku dan mengotori Injil.” (Barnabas, 72: 11)
“Ketika itu, Andarawus bertanya: 'Hai Guru, sebutkanlah bagi kami satu tanda supaya kami kenal dia’.” (Barnabas, 72: 12) /// "Jawab Yesus, 'Sesungguhnya, ia tidak akan datang pada masa kamu ini, tetapi ia akan datang kelak berbilang tahun di belakang kamu, yaitu pada waktu Injilku ini dirusakkan dan hampir tidak terdapat lagi tiga puluh orang yang beriman. (Barnabas, 72: 13) /// "Pada waktu itulah Allah merahmati alam ini maka diutus-Nya-lah seorang utusan-Nya yang tetap awan putih menaungi atas kepalanya, mengenal dia seorang yang dipilih oleh Allah dan ia menampakkannya kepada seluruh alam ini. '" (Barnabas, 72: 14)
Catatan: Inilah mungkin yang menjadi pedoman (Barnabas, 72:14 diatas) pendeta Nasrani Bakhira ketika dia menemukan pribadi Rasulullah Muhammad saw.

"Dan, ia akan datang dengan membawa kekuatan yang besar untuk mengalahkan orang-orang yang berbuat durhaka dan dia akan menghapuskan penyembahan berhala dari dunia ini. "(Barnabas, 72: 15) /// "Dan sesungguhnya aku girang dengan yang demikian itu, karena dengan perantaraannya Allah akan dimuliakan orang dan dia menampakkan kebenaranku." (Barnabas, 72:16) /// "Dan dia akan memurkai orang-orang yang berkata (berkepercayaan), bahwa aku ini lebih besar dan lebih tinggi daripada manusia. "(Barnabas, 72: 17) /// "Kebenaran aku katakan kepadamu sesungguhnya bulan akan memberikan dia tidur pada waktu kanak-kanaknya; dan manakala ia telah berusia lanjut ia memegangnya dengan dua tapak tangannya. "(Barnabas, 72: 18) /// "Maka hendaklah alam dunia ini awas, jangan sampai membuangkan dia, karena sesungguhnya ia akan membinasakan penyembahan patung berhala. "(Barnabas, 72: 19)

"Maka sesungguhnya Musa hamba Allah telah lebih banyak membunuh orang daripada itu dan Yesus tidaklah tinggal di kota-kota yang telah mereka bakar dan mereka membunuh anak-anak" (Barnabas, 72: 20) /// "Karena luka-Iuka yang sudah berlama-lama yang dipergunakan baginya besi yang panas." (Barnabas, 72: 21) /// "Dan, ia akan datang dengan kebenaran yang lebih jelas daripada keterangan yang dibawa oleh para nabi yang lain dan dia akan membenci orang yang tidak berlaku baik di dunia ini. "(Barnabas, 72: 22) /// "Dan, dia akan menghidupkan benteng-benteng kota para nenek moyang kita dahulu sebagian dengan sebagiannya. "(Barnabas, 72:23) /// "Maka, manakala telah disaksikan orang hancurnya penyembahan patung patung dari muka bumi ini diketahuilah oleh orang banyak, bahwa sesungguhnya aku ini manusia seperti lain-lain manusia juga. Maka kebenaran aku katakan kepadamu, sesungguhnya di kala itulah Nabi Allah akan datang." (Barnabas, 72: 24)

Barnabas, pasal 96, dalam hal pembicaraan Yesus dengan seorang kepala agama Yahudi sehabis sembahyang, disebutkan sebagai berikut ///"Kahin (ketua agama Yahudi) berkata dengan suara keras, 'Berhentilah dulu, hai Yesus, karena wajiblah bagi kamu mengetahui siapakah engkau yang akan menenteramkan umat kami?'" (Barnabas, 96: 1) /// "Yesus berkata, 'Akulah Yesus bin Maryam dari turunan Dawud, seorang manusia biasa yang akan mati dan takut kepada Allah. Dan, aku mengharap supaya janganlah diberikan kemuliaan dan kebesaran itu melainkan hanya kepada Allah.” (Barnabas, 96:2) /// "Kahin berkata: 'Sesungguhnya, ada tertulis dalam Kitab Nabi Musa, "Bahwasanya Tuhan kami akan mengutus Mesiya yang akan datang untuk memberitakan kepada kami apa-apa yang dikehendaki oleh Allah dan dia akan datang ke alam dunia ini dengan membawa rahmat Allah!" (Barnabas, 96:3) /// "Karena itu, aku mengharap kepada engkau supaya engkau mengatakan kebenaran kepada kami, 'Adakah engkau Mesiah Allah yangsedang kami tunggu-tunggu itu? (Barnabas 96:4) /// "Yesus menjawab, 'Sebenamya, Allah telah menjanjikan demikian itu tetapi aku ini bukan Mesiah yang ditunggu-tunggu itu, karena sesungguhnya dia itu telah dijadikan sebelum aku dan akan datang kemudian aku nanti. '" (Barnabas, 96: 5) /// "Kahin berkata, 'Sesungguhnya, aku percaya perkataan engkau dan tanda-tanda engkau dalam keadaan yang bagaimanapun, sungguh engkau itu nabi dan yang menyucikan Allah. '" (Barnabas, 96: 6) /// "Karena itu, aku mengharapkan engkau atas nama seluruh umat Yahudi dan Israel supaya engkau memberikan keterangan yang berguna bagi kami dengan karena Allah bagaimana satu tanda akan datangnya Mesiah itu?" (Barnabas, 96: 7) /// "Yesus menjawab, 'Demi Allah yang diriku ada di tangan hadirat-Nya, sesungguhnya aku ini bukan Mesiah yang ditunggu-tunggu oleh segenap suku di muka bumi ini sebagaimana Allah telah menjadikan kepada bapak kita Ibrahim katanya, 'Dengan turunan engkau, aku akan memberi berkah atas segenap suku di bumi ini. " (Barnabas, 96: 8) /// 'Tetapi, ketika aku ditarik kembali oleh Allah dari bumi ini, sekali lagi setan akan membangkitkan fitnah yang amat terkutuk, dengan jalan membawa-bawa orang yang tidak mempunyai takwa kepada Allah, supaya mempunyai kepercayaan bahwa aku ini Allah dan anak Allah. "(Barnabas, 96:9) /// "Maka dengan sebab itulah, semua perkataanku dan semua pengajaranku menjadi kotor sehingga hampir tidak ada lagi tinggal tiga puluh orang yang beriman. " (Barnabas,96: 10) /// "Ketika itu, Allah menurunkan rahmat ke muka alam dunia ini dan mengutus seorang utusan-Nya, yang Dia telah menciptakan tiap-tiap sesuatu yang ada ini karenanya. "(Barnabas, 96: 11) /// "Dia akan datang dari sebelah selatan dengan membawa kekuatan, dan dia akan menghapuskan patung-patung dan penyembahan-penyembahan patung-patung berhala itu. "(Barnabas, 96: 12) /// "Dan, dia akan mencabut kekuasaan setan daripada manusia. "(Barnabas, 96: 13) /// "Dan, dia akan datang dengan rahmat Allah untuk menyelamatkan orang-orang percaya dengan dia." (Barnabas, 96: 14) ///"Dan, akan ada orang yang percaya akan perkataannya mendapat berkah kesenangan. "(Barnabas, 96: 15)

Barnabas, pasal 97, sesudah Yesus menyatakan tidak akan menguraikan lebih panjang lagi karena telah merasa memperoleh nikmat dan rahmat dari Allah, Kahin mendesak lagi bersama wali negeri dan raja. "Kata mereka kepada Yesus, 'Janganlah engkau takut akan diri engkau sendiri, wahai Yesus yang memahasucikan Allah, karena fitnah itu tidak akan datang sekali lagi di masa kami ini. Sesungguhnya, kami akan menyurat kepada persidangan para guru Rumah yang suci itu dengan segera secara resmi bahwa supaya jangan ada seorang pun yang menganggap engkau pada kemudian hari nanti: Allah dan/atau anak Allah.” (Barnabas, 97:2) /// Maka berkata Yesus, “Sesungguhnya perkataanmu itu tidak akan menggirangkan aku.'" (Barnabas, 97:3) /// "Karena sesungguhnya akan datang ketetapan yang harapkan terang itu. "(Barnabas, 97:4) /// "Akan tetapi, yang menggirangkan kau ialah akan datangnya seorang rasul yang akan menghapuskan tiap-tiap pikiran dusta tentang diriku dan agamanya akan menjalar meratai seluruh alam ini karena demikian itulah yang telah dijanjikan oleh Allah kepada bapak kita Ibrahim. (Barnabas, 97: 5)
"Dan, bahwasanya yang menggirangkan aku ialah agamanya tidak akan berkesudahan karena Allah akan memeliharanya benar-benar" (Barnabas, 97: 6)
"Kahin bertanya, 'Apakah akan datang lagi beberapa orang rasul sesudah kedatangan Rasulullah itu? (Barnabas, 97: 7)
"Maka, Yesus menjawab, Tidak akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi yang benar yang dutus oleh Allah. '" (Barnabas, 97: 8)

"Akan tetapi, akan datang beberapa banyak nabi dusta (palsu) dan itulah yang menyedihkan daku." (Barnabas, 97: 9) /// "Karena sesungguhnya setan itu akan mengacaukan hukum Allah yang adil, lalu mereka menyembunyikan Injilku." (Barnabas, 97: 1.0) /// "Hidrus bertanya, 'Bagaimana kedatangan orang-orang kafir itu dengan hukum Allah yang adil?'" (Barnabas, 97: 11) /// "Jawab Yesus, 'Daripada keadilan aku tidak percaya akan sebenarnya untuk menyelamatkannya, tetapi orang percaya akan kedustaan untuk kemurkaan. '" (Barnabas, 97: 12)
"Karena itu, aku katakan kepadamu, 'Bahwasanya alam ini selalu menghinakan nabi-nabi yang benar dan menyukai orang-orang yang dusta, sebagaimana yang telah dapat disaksikan pada masa Yesaya dan Yermiya. (Barnabas, 97: 13)

"Tanya Kahin ketika itu, 'Apakah yang dinamakan Mesiah itu? Dan apakah tanda yang memberitahukan kedatangannyar (Barnabas, 97:14) /// "Kata Yesus, 'Sesungguhnya, nama Mesiah itu amat mengherankan karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, dan Dia telah meletakkan nama itu di atas tempat yang indah di langit' (Barnabas, 97: 15) /// “Sabda Allah, 'Sabarlah olehmu, hai Muhammad, karena sesungguhnya Aku lantaran engkaulah Aku hendak menjadikan surga dan alam dunia ini, dan sejumlah besar yang memberkati engkau ia akan diberkati dan siapa-siapa yang melaknati engkau ia akan dilaknati.” (Barnabas, 97: 16) /// Dan, apabila Aku mengutus engkau kepada dunia, Aku menjadikan engkau utusan-Ku untuk memberi ketetapan, dan adalah perkataan yang benar hingga langit dan bumi hancur-luluh, tetapi iman engkau tidak akan hancur selama-lamanya. (Barnabas, 97: 17)
Bahwasanya nama yang diberkati itu ialah Muhammad. (Barnabas, 97: 18)
Ketika itu, orang banyak sama mengangkat suaranya sambil berkata, 'Ya Allah! Utuslah oleh-Mu utusan-Mu kepada kami. Ya Muhammad, segera datang untuk melepaskan alam dunia ini! (Barnabas, 97: 19)
Itulah di antara ayat-ayat dari Injil Barnabas yang memberitakan dan menunjukkan kedatangan Nabi Muhammad saw. Jika dibaca dan diselidiki benar benar, di dalam Injil Barnabas masih banyak lagi ayatyang memberitakan kenabian dan menyatakan kerasulan Nabi Muhammad saw., seperti yang tersebut dalam Pasal 82 terdapat beberapa ayat Pada Pasal 136 dan 137 terdapat beberapa ayat suci. Pada Pasal 142 terdapat beberapa ayat, dan lain-lainnya lagi.
----------------------      ------------------------------   -------------------------------------------------

Kami rasa cukup kutipan kami dari ayat ayat bibel baik perjanjian lama maupun perjanjian baru, serta dari versi Injil Barnabas (Injil terlarang) yang memberitakan tentang kedatangan Nabi Muhammad (memberitakan akan adanya ketetapan yang akan menjadi ketetapan superior, dan menjadi bukti bahwa yang diakui oleh ketetapan superior sebagai suatu ketetapan yang terlebih dahulu hadir, berasal dari satu sumber yang sama, dan saling memberitakan serta saling mengakui keabsahannya.)
Selain itu sebagai informasi tambahan keterangan akan adanya ketetapan yang sempurna sebagai aturan hidup dan berkehidupan yang berlaku sampai akhir zaman juga disebutkan dalam kitab agama persia dan hindu, tetapi tidak kami uraikan disini karena hanya merupakan informasi sepihak dari ketetapan yang bersangkutan sedangkan dari ketetapan yang terakhir (Al Quran) tidak disebutkan tentang keberadaan kedua ketetapan tersebut.

Pengakuan ketetapan – ketetapan yang menyebutkan akan adanya ketetapan (final) yang bersifat tunggal (superior) dan berlaku sampai akhir zaman ini kami sadur dari kelengkapan tarikh nabi muhammad, yang disusun oleh KH. Moenawar Chalil jilid I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar